Logo Masjid AT-TAQWA
Ibadah adalah makanan bagi ruh dan ketenangan bagi jasad
image

Menghidupkan Masjid, Menghidupkan Hati

Masjid bukan hanya bangunan, tapi jantung kehidupan umat Islam. Di sanalah denyut spiritual umat berdetak—tempat bersujud, belajar, dan bersatu. Namun, di banyak tempat, masjid mulai kehilangan ruhnya. Shalat berjamaah makin sepi, kajian makin jarang, dan suara lantunan Al-Qur’an hanya terdengar sesekali. Lalu, siapa yang akan menghidupkan masjid kalau bukan kita, umatnya?

Masjid Adalah Rumah Allah

Rasulullah SAW bersabda:
“Tempat yang paling dicintai Allah di muka bumi adalah masjid-masjidnya.” (HR. Muslim)

Ketika kita menghidupkan masjid—datang untuk shalat, ikut majelis ilmu, membawa anak-anak kita belajar Al-Qur’an—kita sedang memperlihatkan cinta kita kepada rumah-Nya. Dan siapa yang mencintai rumah Allah, niscaya akan dicintai oleh-Nya.

Menghidupkan Masjid Bukan Hanya Fisiknya

Menghidupkan masjid bukan sekadar membangun fisik yang megah. Tapi bagaimana membuatnya hidup dengan:

  • Shalat berjamaah lima waktu yang terjaga

  • Kajian rutin yang memperkaya ilmu jamaah

  • Kegiatan sosial yang menyentuh masyarakat sekitar

  • Keterlibatan pemuda dalam aktivitas dakwah dan kreatifitas

Masjid yang hidup bukanlah yang selalu ramai oleh keramaian duniawi, tapi yang menggema oleh zikir, doa, dan ukhuwah.

Menghidupkan Hati Lewat Masjid

Hati yang gersang karena sibuk dengan dunia bisa disegarkan kembali lewat masjid. Ketika kita menyempatkan waktu untuk sekadar duduk sejenak di masjid, mendengar adzan, membaca Al-Qur’an, atau bercengkerama dalam majelis ilmu, ruhani kita diberi makan. Seperti tubuh yang lapar butuh makan, hati pun demikian—dan masjid adalah tempat terbaik untuk menyuapinya.

Ayo, Kembali ke Masjid

Mari jadikan masjid sebagai tempat persinggahan utama dalam hidup kita. Bukan hanya ketika ada musibah, atau saat bulan Ramadhan, tapi setiap hari. Ajak keluarga, anak-anak, sahabat, tetangga. Jadikan masjid tempat yang akrab dengan wajah kita.

“Jangan biarkan masjid sepi. Karena saat kita menghidupkan masjid, sesungguhnya kita sedang menghidupkan hati kita sendiri.”