Logo Masjid AT-TAQWA
Ibadah adalah makanan bagi ruh dan ketenangan bagi jasad
image

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta‘ala atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya. Hanya kepada-Nya kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang setia mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

Dalam kesempatan khutbah yang mulia ini, khatib mengajak diri khatib dan seluruh jama’ah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang bukan sekadar ucapan, tapi terwujud dalam amal dan pengorbanan.

Allah Ta‘ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُم مُّسْلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Muslim.
(QS. Ali Imran: 102)

Ma’asyiral Muslimin,

Salah satu kisah paling agung dalam sejarah manusia adalah kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Ini bukan hanya tentang penyembelihan secara fisik, tapi tentang penyembelihan cinta dunia demi cinta tertinggi kepada Allah SWT.

Ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya, beliau tidak ragu. Dan ketika perintah itu disampaikan kepada Nabi Ismail, dengan tenang dan ikhlas ia menjawab:

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Wahai Ayahku! Laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
(QS. Ash-Shaffat: 102)

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,

Betapa tinggi nilai iman dan ketundukan yang ditunjukkan oleh dua insan mulia ini. Nabi Ibrahim diuji: apakah beliau lebih mencintai Allah atau anaknya? Nabi Ismail pun diuji: apakah ia siap menyerahkan hidupnya demi menaati perintah Rabb-nya?

Dan Allah mengabadikan kesuksesan mereka dalam ujian ini:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
(QS. Ash-Shaffat: 107)


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Apa yang bisa kita petik dari kisah ini? Bahwa pengorbanan sejati bukanlah pada fisik semata, tapi pada hati. Siapa yang paling kita cintai? Siapa yang paling kita utamakan? Apakah Allah, atau harta kita? Anak kita? Jabatan kita? Atau bahkan nafsu kita sendiri?

Ketahuilah bahwa bentuk cinta tertinggi adalah ketika kita rela mengorbankan apa yang paling kita cintai demi Allah.

Rasulullah SAW bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا
Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada segala sesuatu selain keduanya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Hari-hari ini, bentuk pengorbanan kita bukan lagi dalam bentuk sembelihan, tetapi menahan diri dari maksiat, meninggalkan yang haram, menginfakkan harta di jalan Allah, dan menegakkan nilai Islam di tengah godaan dunia.

Inilah bentuk spiritual dari pengorbanan Ibrahim dan Ismail yang harus terus hidup dalam diri kita. Karena setiap kita akan diuji pada apa yang kita cintai, sebagaimana Ibrahim diuji dengan anaknya.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan berkata: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji?
(QS. Al-Ankabut: 2)

Ma’asyiral Muslimin,

Mari jadikan kisah ini sebagai cermin untuk memperdalam makna cinta kita kepada Allah SWT. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang ikhlas, sabar, dan siap berkorban demi agama-Nya. Dan semoga kelak kita dikumpulkan bersama Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Nabi Muhammad SAW di surga-Nya yang penuh kenikmatan. Āmīn yā Rabbal ‘ālamīn.


Doa Penutup Khutbah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ...

اللهم اجعلنا من عبادك الصادقين، واجعلنا من الذين يحبونك ويضحون لأجلك، ولا تجعل الدنيا أكبر همنا، ولا مبلغ علمنا...

آمين يارب العالمين.